Waspada Testimoni Video AI Artis saat Belanja Online

Konten video AI ini sering dipakai untuk menipu saat berbelanja online atau secara daring di berbagai aplikasi jual beli online.
Waspada Testimoni Video AI Artis Saat Belanja Online (youtubecom)


Teknolagi.net - Seorang Pakar Komunikasi Digital di Universitas Indonesia, Firman Kurniawan memberikan saran untuk mencegah masyarakat menjadi korban penipuan konten yang dimanipulasi oleh AI atau kecerdasan buatan. Konten video AI ini sering dipakai untuk menipu saat berbelanja online atau secara daring di berbagai aplikasi jual beli online.

Pertama, jika Anda melihat sesuatu dari perspektif visual, Anda harus tahu apakah itu asli atau dari AI, karena biasanya AI membuat hasil yang sangat sempurna. 


Firman menyatakan, "Jadi jika misalnya gambar bergerak dalam video, dia mulus tanpa jeda, padahal di kenyataannya saat orang bicara kadang suka ada jeda atau diam sebentar."

Firman memberikan contoh video pidato Presiden Joko Widodo yang dimanipulasi oleh AI yang menjadi viral di media sosial pada Oktober 2023.

Presiden Joko Widodo terlihat sangat lancar dalam video tersebut, meskipun ada banyak jeda dalam versi aslinya.

Selain itu, pelaku penipuan belanja online yang memakai AI biasanya menampilkan testimoni yang seolah-olah berasal dari selebritas, artis, atau publik figur terkenal.

Teknologi deepfake memanfaatkan suara selebritas untuk membuat video terlihat seperti testimoni asli, meskipun pihak yang bersangkutan sebenarnya tidak membuat konten tersebut.

Kasusnya termasuk bintang televisi Melaney Ricardo, yang mengaku pada Januari 2024 bahwa suaranya telah dimanipulasi memakai teknologi AI dan digunakan untuk testimoni obat pelangsing.

Dengan menggunakan layanan yang disediakan oleh mesin pencarian, masyarakat dapat menggunakan metode selanjutnya untuk memastikan keasliannya.

Biasanya, produk yang tidak bergerak memiliki efek yang terlalu indah. Oleh karena itu, itu patut dicurigai sejak awal dan dapat dicek langsung dengan menggunakan Google, misalnya. 

Biasanya, itu akan muncul sebagai hasil pencarian atau gambar aslinya. Firman menjelaskan bahwa banyak aplikasi lain hanya dicari sebagai alat detektor konten AI.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, perusahaan merekomendasikan agar orang berbelanja di situs web yang otoritatif seperti pasar dan e-commerce. 

Misalnya, konsumen dapat mengajukan komplain kepada penyedia platform untuk mendapatkan solusi dalam kasus produk yang tidak sesuai atau tidak sampai pada ukuran yang diharapkan.

Masyarakat harus sangat hati-hati dengan bisnis jika mereka ingin berbelanja di media sosial. Firman mengatakan bahwa banyaknya pengikut dan testimoni pelanggan dapat menunjukkan bahwa bisnis itu terpercaya.

Terima kasih telah membaca artikel Teknolagi.net. Jangan lupa follow Instagram @teknolaginet.

Posting Komentar