Street Food Paling Ekstrem yang Wajib Dicoba oleh Foodie Sejati

Street Food Paling Ekstrem yang Wajib Dicoba Foodie Sejati


Teknolagi.net - Bagi para pencinta kuliner sejati, menjelajahi keunikan street food dari berbagai negara adalah sebuah petualangan yang menggugah selera sekaligus menantang keberanian. Beberapa hidangan bahkan tak hanya sekadar unik, tetapi ekstrem hingga membuat sebagian orang ragu mencicipinya. 

Namun, justru di situlah letak keasyikannya! Jika kamu seorang foodie sejati, maka daftar makanan berikut adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Yuk, jelajahi ekstremnya street food dunia bersama https://jajankuliner.id, tempat terbaik untuk mencari referensi jajan dari seluruh penjuru dunia!

Street Food Paling Ekstrem yang Wajib Dicoba Penikmat Kuliner
Street Food Paling Ekstrem yang Wajib Dicoba Penikmat Kuliner


Balut – Filipina


Balut mungkin terdengar ekstrem bagi sebagian besar orang di luar Asia Tenggara, tapi bagi warga Filipina, ini adalah camilan favorit. Balut adalah telur bebek yang telah dibuahi dan berisi embrio yang hampir berkembang sempurna. Telur ini direbus dan dimakan langsung dari cangkangnya, lengkap dengan tulang lembut dan bulu embrio.

Cita rasanya sebenarnya kaya dan gurih, mirip dengan sup ayam kental. Balut sering dijual di malam hari oleh pedagang kaki lima dan dianggap sebagai makanan yang meningkatkan stamina.

Sannakji – Korea Selatan


Buat yang belum pernah mencoba, sannakji mungkin akan membuat jantung berdetak lebih cepat. Ini adalah gurita hidup yang dipotong-potong kecil dan langsung disajikan, masih menggeliat di piring. Biasanya hanya diberi sedikit minyak wijen dan biji wijen agar tak menghilangkan cita rasa aslinya.

Tekstur kenyal dan sensasi gerakan tentakel di dalam mulut jadi alasan kenapa sannakji disebut sebagai street food paling ekstrem. Pastikan untuk mengunyahnya dengan benar agar aman ditelan, karena potongan tentakel masih bisa menempel di tenggorokan.

Tarantula Goreng – Kamboja


Di kota Skuon, Kamboja, kamu bisa menemukan pedagang kaki lima yang menjual tarantula goreng. Tarantula ini dibumbui, lalu digoreng renyah hingga bagian luar garing dan bagian dalam tetap juicy.

Meski terdengar menjijikkan bagi sebagian orang, camilan ini tinggi protein dan dianggap sebagai hidangan mewah di beberapa daerah. Banyak wisatawan datang ke Kamboja hanya untuk mencicipi pengalaman ekstrem ini!

Hakarl – Islandia


Hakarl adalah ikan hiu Greenland yang difermentasi selama berbulan-bulan. Proses fermentasi ini mengurangi kadar racun yang terdapat dalam daging hiu, namun menghasilkan aroma amonia yang sangat menyengat.

Bagi penduduk lokal Islandia, Hakarl adalah bagian dari warisan budaya yang biasa disajikan saat festival. Namun, bagi para turis, ini adalah tantangan kuliner sejati—mereka harus menahan napas saat menggigit makanan ini.

Casu Marzu – Italia


Meskipun tidak secara legal dijual di banyak tempat, Casu Marzu merupakan salah satu keju paling ekstrem di dunia yang berasal dari Sardinia, Italia. Keju ini dibiarkan membusuk hingga larva lalat (maggots) tumbuh di dalamnya. Beberapa orang bahkan memakannya langsung bersama larvanya yang masih hidup!

Konsistensinya yang lembut dan rasa fermentasi yang sangat tajam menjadikannya salah satu street food paling kontroversial. Namun, bagi pecinta ekstrem, Casu Marzu adalah pengalaman tak terlupakan.

Surströmming – Swedia


Surströmming adalah ikan haring Baltik yang difermentasi dan dikemas dalam kaleng. Begitu kaleng dibuka, aroma menyengat yang keluar bisa mengalahkan bau makanan apapun di dunia. Karena baunya, makanan ini lebih sering disantap di luar ruangan.

Meski aromanya tajam, rasa surströmming ternyata kompleks dan sangat asin, biasanya disantap dengan roti tipis, kentang, dan krim asam. Buat para foodie yang mencari sensasi menantang, ini wajib masuk daftar!

Cacing Mopane – Afrika Selatan


Cacing mopane adalah jenis ulat yang populer di bagian selatan Afrika, khususnya di Zimbabwe dan Afrika Selatan. Setelah dipanen, ulat ini biasanya dikeringkan atau digoreng renyah, kadang dibumbui dengan rempah-rempah lokal.

Kandungan proteinnya sangat tinggi, menjadikannya sumber nutrisi penting bagi masyarakat setempat. Bagi wisatawan, rasanya seperti keripik yang renyah dengan rasa smoky yang khas.

Shirako – Jepang


Shirako, secara harfiah berarti "anak putih", adalah sperma ikan cod yang disajikan mentah atau dimasak ringan. Meskipun terdengar tidak biasa, teksturnya creamy dan rasanya lembut serta sedikit manis.

Di Jepang, shirako dianggap sebagai makanan musiman yang mewah dan sering dijumpai di warung pinggir jalan atau restoran kecil saat musim dingin.

Cuy Goreng – Peru


Cuy atau guinea pig adalah hewan peliharaan di banyak negara, tetapi di Peru, mereka adalah hidangan tradisional yang sering disajikan dalam bentuk goreng atau panggang utuh. Rasanya mirip ayam tapi lebih berminyak, dengan kulit renyah yang menjadi daya tarik utama.

Bagi turis yang pertama kali mencicipi, mungkin akan merasa tidak nyaman melihat bentuknya yang masih utuh. Tapi dari segi rasa, ini adalah sajian ekstrem yang lezat.

Fugu – Jepang


Fugu, atau ikan buntal, adalah salah satu makanan paling berbahaya di dunia. Jika tidak disiapkan dengan benar, racunnya bisa mematikan. Oleh karena itu, hanya koki berlisensi khusus yang diizinkan menyiapkan fugu.

Meski ekstrem, fugu tetap digemari karena sensasi rasa yang unik dan teksturnya yang lembut. Bagi para petualang kuliner, mencicipi fugu adalah pengalaman yang penuh adrenalin!

Mengapa Foodie Harus Coba Street Food Ekstrem?


Street food ekstrem bukan hanya soal menantang lidah, tapi juga memperkaya perspektif tentang budaya, tradisi, dan cara pandang masyarakat terhadap makanan. Di balik setiap hidangan, ada cerita, sejarah, bahkan filosofi hidup yang bisa kita pelajari.

Menjelajah street food ekstrem juga mengajarkan kita untuk lebih terbuka terhadap perbedaan dan menghargai keberagaman. Dalam dunia kuliner, keberanian mencoba sesuatu yang tidak biasa bisa membuka pengalaman baru yang luar biasa.

Kesimpulan: Siap Mencoba yang Ekstrem?


Bagi para foodie sejati, mencicipi street food ekstrem bukanlah soal keberanian semata, tetapi juga petualangan rasa yang memperkaya jiwa. Dari balut di Filipina hingga hakarl di Islandia, setiap gigitan adalah cerita dan pengalaman baru yang tak terlupakan.
LihatTutupKomentar